Di Forum ADB, Prakerja Dapat Apresiasi Berikan Perlindungan Sosial di Masa Pandemi  

Artikel Acara


Di Forum ADB, Prakerja Dapat Apresiasi Berikan Perlindungan Sosial di Masa Pandemi  

Acara Kartu Prakerja 2 Oktober 2023 4 Menit Baca
Di Forum ADB, Prakerja Dapat Apresiasi Berikan Perlindungan Sosial di Masa Pandemi  

MANILA – Program Kartu Prakerja mendapat apresiasi karena perannya sebagai salah satu pogram perlindungan sosial di masa pandemi Covid-19. Kontribusi besar Prakerja sebagai program semi-bansos kala itu diantaranya adalah menyediakan beasiswa pelatihan skill, juga memberikan insentif bantuan sosial senilai Rp 2,4 juta bagi penerima. 

Spesialis Sektor Sosial Asian Development Bank (ADB) Amir Jilani menyampaikan pujiannya kepada Prakerja. “Prakerja benar-benar merupakan program inovatif yang menawarkan banyak pelajaran berharga bagi banyak negara di kawasan kita yang ingin memahami bagaimana menghubungkan bantuan sosial dengan program pasar tenaga kerja bagi pekerja rentan,” kata Amir Jihani, pada forum ‘Asia-Pacific Social Protection Week 2023’ di kantor pusat Asian Development Bank (ADB), Manila, 26 September 2023

Sorotan positif kepada Prakerja juga disampaikan karena program ini memberikan kesetaraan bagi penerima bantuan perempuan dimana pendapatan mereka meningkat hingga 33 persen.“Sangat jelas sekali ketika Anda memberi uang kepada perempuan, dan perempuan mulai mendapatkan kesetaraan ekonomi dengan laki-laki, maka tingkat kemiskinan akan mulai turun dan setiap orang mendapatkan manfaat,” kata Deputy Director, Global Cash-Based Transfers Division, World Food Programme (WFP) Cheryl Harrison.

Cheryl juga menyoroti penggunaan teknologi digital dalam keberhasilan program Prakerja. “Digital berkembang pesat selama pandemi. Banyak sekali manfaat penggunaan teknologi digital karena selain menekan biaya juga lebih akuntabel,” kata dia. 

The Asia-Pacific Social Protection Week (APSP) adalah kegiatan regional mempertemukan para ahli dan praktisi perlindungan sosial, termasuk para pembuat kebijakan di Asia Pasifik. Mereka mendiskusikan tantangan dan peluang terkait kebijakan perlindungan sosial pasca pandemi dan respon terhadap tantangan krisis ke depannya.

Dalam agenda tiga hari APSP 2023 itu dibahas juga berbagai topik seperti kebijakan perlindungan sosial, pembiayaan, data dan bukti, sistem, pelayanan, pasar tenaga kerja, perubahan iklim, inklusi ekonomi, dunia digital, serta isu kesehatan dan kemanusiaan. APSP menyediakan kesempatan bagi para pihak untuk bekerja sama dan berjejaring untuk memperkuat sistem perlindungan sosial di kawasan Asia dan Pasifik.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari tampil sebagai panelis dalam forum diskusi yang bertajuk Social protection in a post-pandemic world: Bridging social assistance, social insurance, and labor market policies. Denni membagikan pengalaman Program Kartu Prakerja yang menjalankan fungsi pemberian beasiswa pelatihan sekaligus sebagai jaring pengaman sosial ketika pandemi.

Denni memaparkan, Prakerja hadir sebagai salah satu solusi permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. “Dari 135 juta angkatan kerja di Indonesia, 20,5 persen di antaranya masuk dalam kategori Youth NEET (Not in Education, Employment, or Training),” jelasnya.

Denni melanjutkan, sebanyak 90 persen angkatan kerja Indonesia tidak pernah mengikuti pelatihan bersertifikat. Alasannya bermacam-macam, antara lain karena keterbatasan ekonomi, waktu, dan juga informasi adanya pelatihan untuk meningkatkan keterampilan. 

Di bidang literasi, Indonesia selalu berada di jajaran terbawah dalam peringkat Programme for International Student Assessment (PISA). PISA merupakan tes untuk mengukur prestasi sekaligus evaluasi terkait kurikulum pendidikan yang diterapkan pada lebih dari 80 negara di dunia. Tes PISA diselenggarakan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan sains pada peserta didik usia 15 tahun. 

“Semangat pembelajaran sepanjang hayat yang dihembuskan Prakerja menjangkau 17,4 juta penerima manfaat dari 514 kabupaten dan kota seluruh Indonesia, termasuk di antaranya kelompok marginal seperti eks pekerja migran, daerah tertinggal, dan penyandang disabilitas,” kata Denni.

Dalam rangkaian kegiatan di ADB Manila ini Prakerja juga bertemu dengan delegasi dari Kamboja yang Maret lalu melakukan kunjungan ke Indonesia untuk menyerap keberhasilan Prakerja. “Kami senang karena dari berbagi pengalaman itulah, Pemerintah Kamboja kemudian  mendesain program hampir serupa yang akan diterapkan mulai November nanti,” pungkas Denni.

Banner image laporan 2023

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Icon telpTelepon Kami (Gratis)Icon telpWhatsappIcon livechatLive ChatIcon sendForm Pengaduan