Kuliah Umum di Unpatti: Prakerja Sebagai Exporter of Idea
Artikel Acara
Kuliah Umum di Unpatti: Prakerja Sebagai Exporter of Idea
Dibaca normal 5 menit
Ambon – Keberhasilan Prakerja sebagai beasiswa pelatihan sejak 2020 mendapat apresiasi berbagai forum internasional seperti Conférence Internationale sur l’Education des Adultes (CONFINTEA) VII di Maroko, Sidang ke-61 Commission for Social Development PBB di New York, SDG Action Weekend Sidang Umum PBB, serta Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia 2023.
“Kami berharap, pengakuan global ini menjadikan Prakerja sebagai ‘exporter of idea’, sehingga banyak negara mengambil sisi baik dari apa yang telah dilakukan Prakerja selama tiga tahun terakhir,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari saat menjadi narasumber kuliah umum di Universitas Pattimura, Ambon, Jumat, 27 Oktober 2023.
Pada kesempatan ini, Prakerja memaparkan bahwa program ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran sepanjang hayat di rentang usia 18-64 tahun dengan intervensi terhadap pemenuhan kebutuhan skilling, reskilling, dan upskilling masih relatif rendah. Mahasiswa diajak untuk mengenal ekosistem Prakerja yang holistic, bagaimana program ini mampu memberikan 200 pelatihan yang beragam mulai dari hardskill, softskill, maupun entrepreneurship, dilengkapi dengan pemberian insentif setelah latihan melalui mitra perbankan dan e-wallet.
Teknologi dan transparansi Prakerja
Dengan teknologi, Prakerja menjadi sangat transparan. Dapat dilacak dalam setiap tahapannya dan dana yang tidak terpakai akan dikembalikan kepada negara, dan dialokasikan untuk kebermanfaatan bagi masyarakat yang belum mendapatkan kesempatan gabung gelombang pada gelombang-gelombang berikutnya.
Bicara tentang transparansi, Denni juga mengatakan keterbukaan Prakerja pada evaluasi yang dilakukan oleh pihak eksternal, “Prakerja secara intensif dinilai oleh peneliti maupun badan-badan riset. Mereka ini tidak dibiayai oleh kami dan Prakerja sangat terbuka untuk segala masukan, sehingga bisa membuat lebih maju, lebih mandiri dan berinovasi lebih cepat. Juga memastikan apa yang kami kerjakan di Prakerja ini tepat sasaran atau belum,” urai Denni.
Denni menjelaskan bahwa memang program Prakerja tidak dikhususkan untuk mahasiswa, namun ide program, implementasi, output dan dampak inilah yang ingin dibagikan kepada para mahasiswa Unpatti, serta masukan dari mahasiswa-lah yang dicari dalam forum-forum diskusi semacam ini. “Harapannya, Prakerja dapat semakin menyatu dengan masyarakat dan terus meningkatkan kualitas layanan dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Event Indonesia Skills Week dari Prakerja
Pada kesempatan ini, Prakerja juga memperkenalkan event dua bulanan ‘Indonesia Skills Week’, yakni program pelatihan murah yang lebih cocok untuk mahasiswa. Hengki menyampaikan bahwa program ISW ini adalah event yang ditawarkan bagi masyarakat Indonesia berusia di atas 18 tahun secara umum. “Mereka yang selama ini tak bisa ikut gabung gelombang Prakerja bisa bergabung dalam ISW. Baik itu ASN, TNI/Polri, mahasiswa, maupun yang sudah pernah dapat Prakerja,” terang Hengki.
Caranya hanya tinggal membuat akun di prakerja.go.id dan membuka halaman skillsweek.prakerja.go.id untuk mulai memilih pelatihan. Event ini terbatas dari tanggal 26 Oktober sampai dengan 2 November 2023.
Hengki memaparkan, Prakerja juga sudah melengkapi platform layanan dengan adanya informasi lowongan kerja, yang bisa diakses siapa saja yang telah membuat akun di prakerja.go.id. “Dengan fitur ini, siapapun termasuk mahasiswa yang mau lulus, bisa mengakses dashboard dan mendapatkan rekomendasi pekerjaan sesuai dengan minatnya,” kata Hengki.
Baca Lainnya tentang Perguruan Tinggi Swasta Siap Kolaborasi dengan Prakerja Majukan SDM Bangsa
Lima hal yang bisa dipelajari dari Prakerja
Pada akhir sesi, Hengki membagikan bahwa setidaknya ada 5 hal yang bisa dipelajari dari Prakerja. Pertama, empati kepada user. Prakerja didesain tidak hanya memikirkan apa yang disukai pengguna, namun juga berusaha memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh pengguna. “Dari situlah kami membuat sebuah produk yang cocok dengan kebutuhan,” tegasnya.
Kedua, digital tech for scale speed efficiency. Hengki menggarisbawahi, kunci kecepatan dari Prakerja adalah teknologi digital yang dapat membuat program ini mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan dan kebutuhan. “Adanya teknologi memotong proses panjang yang biasanya ada di cara-cara lama,” ungkapnya.
Ketiga, data evidence for improvement. Menurut Hengki, pemanfaatan data sangat penting untuk mengetahui sejauh mana kita telah melangkah. “Apakah kita sudah ada di track yang tepat atau belum? Apakah kita harus mengubah cara kita untuk mendapatkan hasil yang lebih baik? Bagaimana kemampuan untuk memahami bukti berupa data sangat membantu kita dalam hal ini,” paparnya.
Keempat, sound Institutional and mechanism design. Hengki menerangkan, bukan hanya teknologi dan empati, program ini bisa berjalan sampai sekarang juga karena desain kelembagaan dan mekanisme yang baik sehingga mampu konsisten memberikan dampak dan menjangkau lebih banyak.
Kelima, partnership atau kemitraan yang kuat. “Prakerja memiliki pekerjaan rumah yang sangat banyak, dengan jangkauan yang masih sangat jauh. Di sinilah keterlibatan partner dan stakeholders sangat penting untuk secara bergotong royong mencapai gol yang sama,” pungkasnya.
Baca Lainnya tentang Temu Alumni Prakerja di Maluku
Artikel dengan kategori Acara
Prakerja Sapa Mahasiswa Indonesia di Tiongkok
12 Sep 2024 3 Menit BacaPraktik Baik Evaluasi Prakerja Dipelajari dalam Asian Evaluation Week 2024
05 Sep 2024 3 Menit BacaPrakerja Menginspirasi Mahasiswa UKSW Ambil Pelatihan Usai Pendidikan Formal
Invalid date 2 Menit BacaUniversiti Malaya Puji Desain Program Kartu Prakerja
Invalid date 3 Menit BacaInovasi Platform Digital Pemerintah: Peran Prakerja dalam Pembangunan Berkelanjutan
Invalid date 3 Menit Baca