Prakerja Bagikan Pengalaman pada Diskusi World Food Programme di Italia
Artikel Acara
Prakerja Bagikan Pengalaman pada Diskusi World Food Programme di Italia
Roma, Italia – Program Kartu Prakerja terlibat dalam diskusi bertema pemberdayaan perempuan yang digelar World Food Programme (WFP) bertajuk “Her Money, Her Account, Her Future”, pada 3-5 Oktober 2023. Prakerja menjadi praktik baik karena memberikan berbagai pilihan solusi pembayaran penyaluran bantuan sosial berorientasi penerima (Government-to-Person 3.0) yang mampu mencapai 17,5 juta penerima manfaat dalam waktu kurang dari empat tahun, di mana lebih dari setengahnya adalah penerima perempuan.
Head Evaluasi, Riset, Diseminasi, dan Advokasi Program Kartu Prakerja, Romora Edward Sitorus, menyebutkan bahwa kemampuan pembayaran Prakerja yang luas ini didorong oleh beberapa faktor utama. “Yakni tersedianya beragam pilihan pembayaran melalui e-wallet dan bank yang dapat diakses menggunakan telepon genggam, kecepatan transfer yang instan, kesederhanaan antarmuka yang user-friendly, dan keberagaman jenis transaksi yang diterima oleh banyak e-wallet,” kata Romora pada Selasa 31 Oktober 2023 menirukan apa yang disampaikannya dalam forum diskusi.
Diskusi panel WFP dimoderatori oleh Deputi Direktur WFP Cash-based Transfers Division Cheryl Harrison. Selain Romora, panelis lainnya adalah Moses Kamau dari Inua Jamii, Kenya; Joep Roest dari Consultative Group to Assist the Poor (CGAP); dan Tina George dari Bank Dunia. Mereka berbagi pandangan dari mewakili institusi dan negaranya masing-masing.
Romora memaparkan, alasan utama Prakerja menawarkan berbagai pilihan solusi pembayaran adalah untuk memenuhi faktor kecepatan, skalabilitas, dan replikabilitas. Dengan geografi Indonesia yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau, pendekatan pembayaran yang terbatas pada satu ragam akan membatasi kecepatan distribusi dana. “Sebaliknya, memberikan pilihan pembayaran beragam membuat penerima manfaat di daerah perkotaan dan pedesaan, termasuk perempuan, dapat mengakses dengan cara yang paling nyaman,” ujar Romora.
Menurut data Bank Dunia, hampir 90 persen penerima manfaat Prakerja merasa bahwa program ini telah memberikan pilihan dari Penyedia Layanan Pembayaran yang cukup. Faktanya 90 persen penerima manfaat memilih e-wallet sebagai metode penerimaan insentif Prakerja. Alasan utama di balik pilihan ini adalah kemudahan transaksi dengan ponsel. “Namun ada juga sejumlah penerima manfaat yang memilih rekening bank karena merasa lebih aman,” ungkap Romora.
Dalam forum ini, pemerintah Zambia mempresentasikan program GEWEL mereka, sementara Cambridge Centre for Alternative Finance membagikan temuan studi mereka berjudul “Considering Digital Assets for humanitarian cash-based transfers”. Kedua presentasi ini memberikan konteks tambahan mengenai bagaimana negara dan lembaga lain menghadapi tantangan serupa dan mencari solusi inovatif. Sementara Sari Hadiyati Binhadi dari Bank Indonesia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam membangun proteksi konsumen dan ekosistem keuangan yang baik, sebagaimana diterapkan program-program penyaluran bansos di Indonesia, utamanya Prakerja.
World Food Programme (WFP), sebagai lembaga kemanusiaan Pemenang Nobel Prize tahun 2020, mendorong tiap negara untuk meningkatkan inklusi keuangan melalui transfer uang digital. Secara khusus WFP menargetkan perempuan dan memberdayakan mereka dalam pengambilan keputusan keuangan. Mengakui kekuatan transformatif dari akses keuangan, WFP memastikan dengan langsung mencapai akun digital perempuan, memberi mereka rasa otonomi dan kontrol atas keputusan keuangan. Organisasi ini juga bekerja sama dengan berbagai pemerintah untuk meningkatkan literasi keuangan digital dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.
Di akhir sesi, Romora memberikan tiga rekomendasi bagi badan kemanusiaan maupun pemerintah yang ingin menawarkan pilihan akun kepada penerima manfaat. Pertama, mengutamakan kecepatan dalam layanan sambil terus memberikan edukasi agar penerima manfaat mendapatkan pemahaman yang cukup. Kedua, merancang sistem yang memiliki potensi dan kemampuan skalabilitas dan replikabilitas dari awal, yang dapat diintegrasikan dengan berbagai solusi pembayaran. Ketiga, menerapkan mekanisme pemantauan yang kuat dan mengumpulkan umpan balik dari penerima manfaat untuk perbaikan berkelanjutan.
Artikel dengan kategori Acara
Prakerja Sapa Mahasiswa Indonesia di Tiongkok
12 Sep 2024 3 Menit BacaPraktik Baik Evaluasi Prakerja Dipelajari dalam Asian Evaluation Week 2024
05 Sep 2024 3 Menit BacaPrakerja Menginspirasi Mahasiswa UKSW Ambil Pelatihan Usai Pendidikan Formal
Invalid date 2 Menit BacaUniversiti Malaya Puji Desain Program Kartu Prakerja
Invalid date 3 Menit BacaInovasi Platform Digital Pemerintah: Peran Prakerja dalam Pembangunan Berkelanjutan
Invalid date 3 Menit Baca