Langkah Jitu Memulai Karir dan Bangkit Setelah PHK

Selasa , 21 Juni 2022 13:10 WIB
Langkah Jitu Memulai Karir dan Bangkit Setelah PHK

Memiliki kompetensi atau hard skill saja tidak cukup untuk meraih kesuksesan. Pada masa di mana persaingan dunia kerja begitu keras seperti saat ini, soft skill memegang peranan tak kalah penting guna menuntun kita ke jalur keberhasilan.

Selain itu, jika ingin sukses dalam dunia kerja, hilangkan ‘toxic’ atau atau pikiran racun, yang membuat kita kerap mengeluh dan cenderung menyalahkan situasi atau orang lain. Orang dengan pikiran toxic akan susah dapat kerja. Jaga mindset tetap bersih. Setiap usaha pasti ada hasilnya. Jangan hanya berpikir kita sendiri yang punya masalah

Pesan-pesan kunci itu disampaikan dalam Live Instagram di IG @prakerja.go.id, kerja bareng Manajemen Pelaksana Prakerja dan Pijar Mahir baru-baru ini.

Dimoderatori Head of Communication Prakerja William Sudhana, diskusi asyik ini menghadirkan dua narasumber yakni Astrid Noviasari Suprapto, recruiter Pijar Indonesia bagian dari Telkom, serta Adhityo Indrasanto, pendiri Sekolah Karir, Top Influencer Linkedin Indonesia dan Instruktur JFC Plus.

Di awal sesi, Astrid menjelaskan anggapan mengapa lulusan S1 sudah dapat kerja. Menurut Astrid, pendidikan yang oke tidak serta merta menjamin dapat karir yang mulus.

“Untuk teman-teman fresh graduate yang akan melamar kerja, carilah skill sebanyak-banyaknya. Selain itu, saat kuliah, cari jurusan sesuai pekerjaan yang diimpikan lalu milikilah skill yang inline dengan pekerjaan itu,” ungkapnya.

Astrid mencontohkan, sejak kuliah di Fakultas Psikologi, ia membangun minat serius di bidang sumber daya manusia, misalnya mengenal serius dunia HRD, belajar jadi recruiter, dan lain-lain.

Kunci berikutnya, kemas curriculum vitae dengan menarik.

“CV kita adalah pembuka gerbang rezeki. Kalau CV tidak sesuai dengan posisi yang akan dilamar, recruiter tidak akan mau menerimanya,” tutur Astrid, yang berbicara dari perspektif HRD.

Menurut Astrid, tak masalah jika pelamar kerja tak punya pengalaman kerja saat melamar. Yang penting buktikan kamu bisa punya pengalaman-pengalaman dan skills seperti yang di tulis di CV, sehingga bisa melewati serangkaian tes berikutnya.

Dari sisi perusahaan atau user, Adhityo menyatakan, sejak dulu banyak orang bilang susah dapat kerja. Sementara di portal-portal platform pencari kerja banyak sekali lowongan tersedia.

“Jadi, ada semacam gap di tengah. Kita harus cari cara agar fenomena supply and demand ini bisa bertemu. Again, it’s all about how to sell yourself,” tukasnya.

Adhit juga menekankan pentingnya unsur probabilitas dalam mencari kerja.

“Kita kirim satu belum tentu dipanggil. Kita kirim 100 lamaran, dipanggilnya mungkin 10 persen. Itu baru dipanggil, belum dihire,” ujarnya.

Skills apa yang saat ini sedang ramai dan naik daun dibutuhkan pasar?

Astrid menjelaskan, pertama pentingnya kemampuan ‘analytical thinking’. “Kemampuan berpikir analitis terlihat dari cara menulis CV. Deskripsinya terstruktur atau tidak deskripsnya, menjual atau tidak? Apa bedanya CV satu dengan yang lain,” urainya.

Kemampuan lain yakni komunikasi. Astrid menyarankan para kandidat untuk sering sharing pengalaman dan kemampuan, misalnya pelajaran usai ikut webinar lalu dituliskan di Linkedin. Di situlah calon recruiter akan melihat kemampuan plus seorang kandidat.

Adhityo menambahkan, dari waktu ke waktu kemampuan otak atau akademis orang Indonesia sudah terkenal jago.

“Berbagai event seperti Olimpiade Matematika, Kimia, dan Fisika berhasil kita juarai. Demikian pula sepak bola yunior seperti Piala Gothia. Tapi, mengapa saat masuk dunia profesional, kita kerap tertinggal,” tukasnya.

Menurut Adhit, akademik dan kemampuan otak saja tak cukup

“Jangan terjebak semua serba teknologi. Komunikasi lebih penting. Kalau di sosmed beraninya minta ampun, tapi di lapangan tidak berani omong

Please go out there, belajar ngomong, karena nanti human skills ini akan sangat berguna dalam dunia kerja,” jelasnya.

Mengutip seorang futuris asal Jerman, Gerd Leonhard, Adhit menggarisbawahi pentingnya ‘human inside’ sebagai aset termahal yang harus kita miliki.

“Sebagus-bagusnya kompetensi kita, tapi kalau kita tidak bisa mengkomunikasikan ke luar, maka orang tak akan tahu siapa kita. It’s all communcationg values. Bikin brand tentang diri kita, how to sell yourself dengan baik,” tegasnya.

Adhit memberi analogi, di sebuah akuarium terdapatlah dua ekor ikan. Yang satu Ikan Nemo, satunya Ikan Buntal. Nemo lebih sering main di karang, sehingga sisi bagusnya tak kelihatan. Tentu saja, Ikan Buntal lebih jelek dari Nemo, tapi karena ia banyak di luar, maka orang melihatnya terus.

“Orang luar negeri sering melihat kita pendiam, sehingga dipikirnya tak bisa  berdiskusi. Sementara diri sisi orang kita, banyak tak mau bicara, karena berpikir nanti kalau banyak omong dianggap penjilat. Dua duanya harus jalan. Harus berani bicara, tapi jangan zonk juga isinya,” ungkapnya.

Hindari Mental ‘Toxic’

 Baik Astrid dan Adhityo meluruskan terhadap anggapan salah terkait bekerja karena ‘orang dalam’. “Soal orang dalam ini tak sepenuhnya salah. Punya jejaring itu sangat bagus. Tapi, jangan sampai kemudian kita kerja karena orang dalam, termyata malah malu-maluin,” kata Adhit.

Ada peserta diskusi mengajukan pertanyaan, mengapa karirnya hanya di situ-situ saja?

Adhit menggarisbawahi, kalau kita ingin karir lebih, ya harus usaha lebih.

“Banyak orang pengen karirnya lebih, tapi tak mau usaha lebih. Sedikit-sedikit nolak dikasih project tambahan, tapi mengeluh kok gaji tidak naik naik. Budaya suka nuntut seperti inilah yang harus dihilangkan jika ingin Indonesia lebih baik,” tukasnya.

Menurut Adhit, jarang sekali seseorang mendapat promosi hanya karena mengerjakan job desc-nya saja.

“Orang dipromosi biasanya karena mengerjakan lebih dari jobdesc. Sementara mereka yang toxic,  mindsetnya kerdil dan banyak mengeluh jarang sekali dipromosikan karirnya,” kata Adhit.

Hal senada disampaikan Astrid. Jangan sedikit-sedikit perhitungan dengan tempat kerja.

“Ingat, apapun yang kamu lakukan saat ini pasti bermanfaat untuk masa depan. Beranilah coba tanya ke atasan, apa yang bisa dibantu, sehingga bisa menambah portofolio dan tantanngan baru di dunia kerja,” jelasnya.

Tips Bangkit Saat Nganggur Akibat Ter-PHK

Dua narasumber juga memberi tips bagi Sobat Prakerja yang menganggur karena terkena pemutusan hubungan kerja.

“Agar saat nganggur tidak makin terjerumus, sebaiknya jangan bengong. Berusahalah keluar dari rumah, supaya tak malu pada tetangga, dan juga supaya tidak bengong dan membuat pikiran kita makin buruk,” sarannya,

Dalam kondisi menganggur, kita harus cari kerja lebih rajin dan lebih sering. Peluang apapun yang ada, sebaiknya ditangkap saja.

“Banyak lho cerita orang nganggur yang jadi driver ojek online kemudian dapat pekerjaan dari penumpang yang diantarnya,” kisahnya.

Kunci sukses lain di dunia kerja yang juga dibagikan yakni berhati-hatilah pada jejak digital media sosial.

“Hati-hati di medsos. Jangan ikutan ngomong SARA dan rasis. Kita hidup sekarang seperti dilihat CCTV. Salah langkah sedikit, jejak kita di dunia digital tak akan hilang,” ujarnya.

Maka, sepandai apapun kita dalam skills kita, namun jika perilakunya buruk, tetap tak akan dipandang baik.

“Selama Anda masih bicara SARA, ujaran kebencian, atau tak bisa tahan dengan seseorang dari golongan tertentu, Anda tak akan bisa sukses,” tegasnya.

Hati-hati melamar kerja

Astrid dan Adhit juga mengingatkan agar berhati-hati dalam melamar kerja.

Pertama, cek ke mana alamat lamaran disampaikan. Pastikan dikirim ke alamat email kantor, bukan email pribadi.

Kedua, jangan mudah tertipu dengan memberikan identitas pribadi saat melamar kerja.

“Hati-hati dalam kirim data diri, Berikan CV saja. Jangan berkas seperti KTP dan NIK-nya, NPWP dan data-data pribadi lain saat benar-benar diterima. Misalnya, saat penandatangan kontrak,” kata Astri.

Adhityo pun menekankan, taruhlah kecurigaan jika sang pemberi lowongan menarik biaya untuk mengikuti seleksi lowongan itu.

“Awas, kalau pemberi lowongannya sudah minta bayaran,” ingatnya.

Penting juga bagi calon pelamar untuk meriset kantor pemberi lowongan itu. Lacak di mana kantornya, cek untuk memastikan validitas perusahaan tersebut.

Di akhir sesi, narasumber Live IG berpesan agar kita tak jemu melamar kerja.

“Kita tak pernah tahu sampai kita berani mencoba. Jangan takut tidak mengajukan aplikasi, lihat lowongannya susah, eh ternyata malah teman kamu bisa lolos. Daripada hanya wondering, coba saja. Tak ada yang salah dengan mencoba,” pungkas Astrid.

Selengkapnya simak di https://www.instagram.com/p/Cczwi3nKHjl/

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Icon telpTelepon Kami (Gratis)Icon telpWhatsappIcon livechatLive ChatIcon sendForm Pengaduan