Simak, Tips agar Bisnis Kuliner Makin Cuan

Senin , 24 Mei 2021 14:54 WIB
Simak, Tips agar Bisnis Kuliner Makin Cuan

Bisnis kuliner menjadi salah satu pilihan yang diminati masyarakat di masa pandemi. Ada yang menjadikan bisnis kuliner sebagai usaha utama, namun tak sedikit yang menjadikannya sampingan.

Sobat Prakerja yang berniat membuka bisnis kuliner mesti dikelola dengan tepat agar betul-betul menguntungkan.

Oleh karenanya, calon pebisnis kuliner atau pebisnis kuliner pemula mesti memperhatikan sejumlah hal. Salah satunya adalah menyiapkan rekening khusus yang terpisah dari rekening pribadi.

“Kalau kalian anggap bisnis adalah hobi, maka bisnis jadi sekedar hobi. Tetapi, kalau bisnis adalah bisnis, maka bisnis akan jadi penghasilan,” kata F&B Marketing Manager Unilever Food Solutions, Hartono Moe, dalam Ngabuburit bersama Kartu Prakerja, Tokopedia, dan Bitlabs yang bertajuk “Strategi Pemasaran Efektif untuk Bisnis Kuliner” pada Minggu, 25 April 2021.

Menentukan sasaran merupakan langkah selanjutnya yang mesti dilakukan. Dengan target market yang jelas, Sobat Prakerja juga bisa menentukan content dan media promosi produk.

“Kalau enggak kuat fondasinya, mau jual ke siapa, lalu tiba-tiba ada masalah operasional datang, maka bisnis kalian bisa terganggu. Tentukan dulu pasar yang mau disasar,” ujarnya.

Tak hanya itu, calon pebisnis kuliner juga mesti melakukan riset tentang rasa produk dan harga. Ia menyarankan untuk menyebar form survei ke target market

“Supaya tahu mereka maunya dan sukanya apa,” katanya. 

Ia mengingatkan calon pebisnis kuliner untuk tidak menyebar kuesioner ke teman-teman maupun keluarga. Pasalnya, jawaban dari orang-orang dari kalangan tersebut cenderung tidak objektif.

“Padahal itu, sebenarnya merusak, tidak membantu sama sekali. Review tidak objektif,” tutur Hartono. 

Ia memberi tips, bila terpaksa menyebar survei ke lingkaran terdekat, maka calon pebisnis kuliner mesti mengatakan bahwa survei untuk kepentingan pihak lain.

“Jangan bilang ini produk kalian. Bilang saja itu produk teman. Itu akan membuat orang memberikan review objektif,” katanya. 

Ia pun menyarankan agar calon pebisnis kuliner untuk menyebar sample produk ke masyarakat.

“Minimal sebar sampel ke 25 orang. Semakin banyak orang yang dikumpul, semakin akurat hasil review,” imbuhnya.

Sobat Prakerja juga harus tahu secara detail bagaimana alur produksi produk dan mencari tahu pengadaan bahan produksi.

“Bagi pemula, kalian harus cari bahannya di mana. Paling gampang ke pasar tradisional atau cari di marketplace,” katanya.

Selanjutnya, kata Hartono,  calon pebisnis kuliner untuk mencari 2 atau 3 supplier bahan sebagai antisipasi jika terjadi kendala.

Pebisnis pemula juga diimbau untuk bernegosiasi dengan supplier untuk memberi layanan tambahan pengiriman barang. Tujuannya, menekan berbagai biaya yang potensial timbul jika pebisnis pemula harus mengambil sendiri bahan produk.

Hartono mengingatkan, pebisnis kuliner juga wajib memastikan pengolahan produk higienis dan sesuai standar keamanan pangan. Pasalnya, produk yang dijual merupakan bahan pangan yang akan dikonsumsi manusia. Bila tidak higienis, produk makanan tersebut berpotensi mengganggu kesehatan orang yang mengkonsumsi. 

Hal sederhana yang perlu diperhatikan pebisnis kuliner misalnya, talenan yang digunakan di dapur minimal ada 2 buah.

“Pisahkan talenan untuk daging dengan sayuran. Daging yang belum dimasak ada bakteri salmonella, meski sudah dicuci bersih tapi bakteri tetap bisa nempel di sana. Apalagi, kalau talenannya berbahan kayu,” paparnya.

Ia pun mengajak pebisnis kuliner pemula untuk detail menghitung harga produk dengan memperhatikan sejumlah komponen.

“Kalau ribet, bandingkan dengan harga kompetitor produk sejenis,” ujarnya.

Dalam bisnis kuliner, strategi pemasaran menjadi salah satu kunci keberhasilan. Oleh karenanya, pebisnis pemula mesti tahu bagaimana cara memikat perhatian target market. 

Hartono menjelaskan, branding suatu produk perlu diperhatikan mulai dari konsep produk, unsur pembeda dengan kompetitor, survei penerimaan konsumen, dan gunakan media yang tepat untuk melakukan promosi.

“Kalau mereka banyak menggunakan TikTok, pebisnis harus menyebarkan content promosi lewat TikTok. Dan jangan anggap enteng The Power of Emak-emak serta komunitas,” ujarnya.

Pebisnis kuliner pemula perlu menentukan kanal yang tepat untuk berjualan produk, seperti media sosial, marketplace, maupun toko offline. 

“Kalau order sudah banyak sekali, bisa dipertimbangkan buka toko offline. Jangan lupa berjualan online dan mengaktifkan layanan delivery,” katanya.

Di akhir pelatihan gratis itu, Hartono menekankan pentingnya membangun hubungan dengan customer agar mereka melakukan repeat order. Selain itu, content promosi lewat media sosial harus mampu melibatkan pelanggan untuk berinteraksi.

Tak kalah penting, ia mewajibkan seluruh pebisnis kuliner menjadi brand ambassador atas produknya.

“Kamu harus menjadi duta bagi produkmu sendiri. Kalau kita enggak PD dengan produk kita, bagaimana orang mau membeli?” ucapnya.

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Icon telpTelepon Kami (Gratis)Icon livechatLive ChatIcon sendForm Pengaduan