Sosok di Balik Lagu Tema Kartu Prakerja: Power Star Rapp, Bintang Terang dari Timur Indonesia

Kamis , 18 November 2021 15:49 WIB
Sosok di Balik Lagu Tema Kartu Prakerja: Power Star Rapp, Bintang Terang dari Timur Indonesia

“Generasi Indonesia…
Jangan ragu tuk melangkah
Beranikan dirimu berusaha
Bersatu di dalam semangat kita pasti bisa

Belajar tak kenal usia
Jadi janganlah menyerah
Buat Indonesia bangga
Dengan karya anak bangsa

Jangan menyerah dengan hidup
Mari lakukan sesuatu
Berinovasi kita mampu
Kita bisa kita maju!” 

-Theme Song Kartu Prakerja: Ayo Melangkah, Power Star Rapp-

Kesempatan sering hanya datang satu kali. Beruntunglah mereka yang mendapatkan kesempatan kedua. Adalah Ambrosius Putranto Mau, salah seorang yang beruntung itu. Siapa sangka, pendiri Power Star Rapp, yang menginspirasi anak-anak muda lewat lirik lagu karyanya, sempat menjalani hidup tak menentu. Bahkan pernah terjerumus sebagai pengguna narkoba.

“Saya menjalani masa SMA selama empat tahun, berpindah sekolah dua kali. Lalu, sempat mencoba kuliah di lima kampus,” kata Tanto, sapaan akrab pria kelahiranKefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sambil tertawa kecil mengenang masa lalunya, Tanto mengaku ketika remaja memang tergolong nakal. Ia bisa saja keluar sekolah hanya karena galau akibat patah hati. Padahal, dari sisi akademis tak menemui kendala berarti. Begitu pula dari sisi finansial, tidak ada masalah dari orang tua.

Sebelum berkuliah di Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum, Universitas Nusa Cendana (Undana), pemuda kelahiran 7 Desember 1998 ini paling banter bertahan sampai dua semester di bangku kuliah.

“Sekarang sudah semester kelima di Undana, tanpa kendala berarti. Jurusan hukum sesuai dengan passion saya, sudah jatuh cinta, karena saya memang suka berdiskusi masalah hukum dan sering mewakili universitas bahkan provinsi untuk mengikuti kompetisi debat konstitusi,” papar Tanto bersemangat.

Pertemuan dua kutub

Kendati menghabiskan banyak waktu berpindah-pindah sekolah, ada satu benih yang tertanam dalam di sanubari Tanto dan terus bertumbuh hingga saat ini. Benih itu adalah kecintaannya pada musik rap.

“Saya menyukai musik rap, karena saya kurang bisa bernyanyi seperti kakak-kakak saya yang sering mengisi paduan suara atau vocal grup di di gereja. Suara saya fals,” ujar Tanto.

Lahir sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara, Tanto mulai mengenal rap dari kakak-kakaknya yang juga sering menyanyi rap ketika mereka masih bersekolah. Sejak kelas 5 SD, minatnya terhadap musik rap mulai menguat.

Lantaran musik rap dilantunkan seperti perkusi, Tanto merasa tidak perlu susah payah mencari nada dan improvisasi berlebihan. Menurut dia, seorang rapper lebih dituntut mengatur flow dan punchline, serta menguasai metafora dan permainan kata yang baik.

“Menyanyi rap lebih mengekspresikan isi hati kita. Lagu biasa, kalau kita nyanyikan, kata-katanya terbatas. Tapi kalau rap, semua bisa kita ekspresikan,” dalih anak dari pasangan Mau Benedicktus dan Maria Goretti Hardani ini.

Penggemar Saykoji, Tuan 13, dan Wiz Khalifa ini akhirnya membentuk duo rapperpada 2014. Ia menggandeng Emanuel Agung Bangsa, teman sekelasnya di SMA Negeri 1 Kefamenanu.

“Sama seperti Tanto, saya memilih musik rap karena bisa mengekspresikan suara hati saya,” ungkap Agung, yang saat ini kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Timor, Kefamenanu.

Sejatinya, keduanya memiliki karakter yang bertolak belakang. Tanto cenderung mudah bergaul atau ekstrovert, suka ngobrol dan berdiskusi tentang apa saja.

Sebaliknya, Agung cenderung pendiam, pemalu, dan tidak banyak bicara. Namun demikian, di atas panggung, keduanya bisa menciptakan reaksi kimia yang ciamik. Ibarat dua kutub yang bertemu, mereka menciptakan medan magnet yang sanggup menarik khalayak.

Sensasi perdamaian dan kritik membangun

Tanto menamai grup mereka ‘Power Star Rap in Peace’. Namun, karena kelewat panjang dan agar bisa lebih mudah diingat, nama itu dipendekkan menjadi Power Star Rapp – dengan dua huruf ‘p’ pada Rapp.

Tanto memakai nama panggung Dragon MC, sementara Agung dipanggil Dhuvan MC.

“Power Star Rapp bisa dimaknai bahwa kami adalah bintang-bintang yang bersinar di atas panggung. Di atas panggung, orang melihat sinar di kami dan, lewat rap, kami membawakan sensasi perdamaian,” ungkap Tanto tentang makna filosofis grup bandnya.

Berdua, mereka mulai menciptakan lagu dan sering tampil sejak masih di bangku SMA hingga kini. Suka dan duka telah dialami duo rapper Timor ini.

“Pengalaman manggung dulu, pernah dilempari botol plastik air minum, juga sempat dicaci maki penonton. Semua itu adalah proses berkarya di awal perjalananmusik kami. Manggung dari satu acara ke acara lainya, kadang hanya dapat ucapan terima kasih dan syukur-syukur kami mendapat sekotak nasi bungkus. Ya itu pengalaman kami dahulu,” kisah Tanto bernostalgia mengenang masa karier mereka. Kini Power Star Rapp merupakan nama yang cukup disegani di NTT.

Tanto bilang, lirik musiknya konsisten menyuarakan kritik yang membangun bagi siapa pun yang menyimaknya. Apabila didengarkan, lagu ‘Arti Hidup’, misalnya, mengajak untuk merenung atau refleksi.

Semua itu sepertinya tak terlepas dari pengalaman hidup Tanto yang sangat berliku. Puncaknya, di bawah pengaruh obat terlarang, ia bertengkar hebat dengan sang ayah dan berujung  dibenci semua keluarganya. Mereka seolah tak lagi mau kenal dengan dirinya selama sekitar satu tahun. “Itu pengalaman terburuk dalam hidup saya,” sesalnya.

Tanto akhirnya kembali berkuliah setelah salah satu kakaknya meminta ia untuk berkuliah lagi. Ia kemudian mendaftar kuliah lagi dan bekerja untuk sedikit membantu membiayai kuliahnya.

Tekadnya telah bulat untuk meninggalkan narkoba dan berprestasi. Ia lantas membuktikan diri lewat lomba debat tentang konstitusi yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi  dimana ia terpilih mewakili NTT ke Manado. Barulah kemudian, ia berani menghadap keluarga dan meminta maaf.

Lewat musik rap, Tanto dan Agung juga menjadi Duta Genre (Generasi Berencana) untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN). Ada tiga topik yang menjadi fokus kampanye, yakni say no to drugs, say no to free sex, dan say no to child marriage. Power Star Rapp pun menyumbang lagu untuk kampanye cegah stunting.

Tanto tak henti bersyukur untuk kesempatan kedua yang hadir dalam hidupnya dan berharap untuk terus dapat memberikan sensasi perdamaian lewat karya musiknya.

Selain lewat musik rap yang menjadi hobinya, ia kelak ingin memancarkan sinarnya dengan bercita-cita menjadi hakim di Mahkamah Konstitusi. Sementara Agung bertekad berbagi cahaya sebagai seorang guru.

“Kalau ada kesempatan, hargailah kesempatan itu. Jarang sekali kesempatan bisadatang dua kali. Toh, kalau kesempatan itu datang kedua kali, pasti rasa dari kesempatan itu agak berbeda dari yang pertama,” pesan Tanto kepada generasi muda Indonesia.

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Icon telpTelepon Kami (Gratis)Icon livechatLive ChatIcon sendForm Pengaduan