Tips Dapat Kerja setelah Lulus Pelatihan Kartu Prakerja

Senin , 24 Mei 2021 15:02 WIB
Tips Dapat Kerja setelah Lulus Pelatihan Kartu Prakerja

Yumna Via Hasiany, alumnus Program Kartu Prakerja Gelombang 2 berbagi tips tentang kisah hidupnya. Perantau asal Kalimantan Selatan ini menjadi satu dari jutaan orang yang beruntung menjadi peserta Program Kartu Prakerja dan tak lama setelah mengikuti pelatihan diterima bekerja di ibu kota.

“Saya baru saja lulus kuliah Januari 2020, terus saya merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Kebetulan saya mendengar pengumuman ada program Kartu Prakerja, terus saya daftar dan keterima di Gelombang 2,” kata Yumna dalam dialog virtual bertajuk ‘Perkembangan Program Kartu Prakerja’, Rabu, 10 Maret 2021.

Perempuan berusia 22 tahun ini menekankan tips untuk mencari pelatihan yang sesuai dengan bidang yang disuka dan dikuasai. Lalu coba untuk lulus dari pelatihan itu sehingga mendapat sertifikat dan berguna apabila kita ingin melamar pekerjaan.

“Basic saya yaitu di bidang Teknologi Informasi (IT), karena itu saya mengikuti program dari ‘Dicoding’,” ucapnya.

Sarjana IT lulusan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary Bankarmasin ini mengambil kelas ‘Belajar Dasar Pemrograman Web’ untuk jadi spesialis di bidang web.

Saat kuliah, Yumna sempat mempelajari pemrograman web tapi dari sisi backend (PHP). Menurutnya, ada perbedaan signifikan antara pelajaran saat kuliah dengan pelatihan di Dicoding.

“Di kuliah mayoritas hanya dapat teori-teori dan teori. Tak dapat banyak ilmu spesialis. Kalau di Dicoding beda, orientasinya praktik. Kita bisa langsung praktik bikin web sendiri. Penting untuk portfolio,” ungkapnya.

Yumna dengan sungguh-sungguh menyelesaikan modul pelatihan selama belum mendapat pekerjaan. Pelatihan itu dinilai sangat membantunya untuk mendapatkan pekerjaan.

“Ada 150-an modul dengan waktu pelatihan 1 bulan. Jadi saya sehari bisa mengerjakan 6-7 modul, ditambah untuk 1 minggu submission-nya,” tuturnya.

Tidak butuh waktu lama setelah mengikuti pelatihan Kartu Prakerja Yumna sebagai lulusan baru (fresh graduate) langsung mendapat pekerjaan sesuai bidangnya yakni Programmer Full-stack di PT Nusantara Card Semesta.

Sebagai informasi, perusahaan itu sudah 25 tahun malang melintang di bidang kurir dalam kota, kargo domestik, dan logistik internasional. Kini, perusahaan itu tengah bergerak menyongsong digitalisasi untuk memodernisasi alur bisnis perusahaan.

Dialog Virtual yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) ini juga menghadirkan Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari.

Pada kesempatan ini Denni menjelaskan mengapa banyak pendaftar yang belum beruntung terpilih sebagai penerima Program Kartu Prakerja.

“Bisa saja itu karena NIK teman-teman masih tercatat di Kementerian Pendidikan, jadi masih dianggap aktif sekolah atau kuliah. Silakan hubungi perguruan tinggi masing-masing agar data teman-teman bisa diupdate,” kata Denni.

Ia memaparkan, berbagai bidang pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tersedia di Program Kartu Prakerja, dari Teknologi Informasi, Penjualan dan Pemasaran, Bahasa, Perkantoran, Sosial Perilaku, Gaya Hidup, Pertanian, Makanan Minuman, Keuangan, Manajemen, dan Teknik.

“Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja terus menambah jenis dan lembaga pelatihan dengan mengikuti aturan yang berlaku. Saat ini ada 165 lembaga pelatihan yang menyediakan 1.700 jenis pelatihan,” urai Denni.

Ia menambahkan, dari banyaknya pelatihan yang tersedia, program Kartu Prakerja berusaha mencocokkan pelatihan dengan lowongan yang ada di lapangan.

Sementara itu, Deputi IV Kementerian Koordinator Perekonomian Rudy Salahudin menyebutkan Program Kartu Prakerja mengemban dua misi yakni untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja, dan juga membantu daya beli masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.

“Program Kartu Prakerja ini sendiri masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada kelompok perlindungan sosial,” terangnya.

Rudy Salahudin menyampaikan hasil pelaksanaan program Kartu Prakerja di 2020 sangat memuaskan.

Pada 2020, ada 12 gelombang Kartu Prakerja kita keluarkan dan sangat inklusif menyentuh 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.

“Dengan jumlah penerima SK Kartu Prakerja mencapai 5,9 juta, menjangkau masyarakat difabel, kabupaten tertinggal, lulusan SD-SMP, masyarakat lansia, mantan TKI, serta masyarakat yang tidak memiliki rekening bank. Ini salah satu keberhasilan program Kartu Prakerja 2020,” paparnya.

Untuk 2021, desain program Kartu Prakerja serupa dengan 2020 yakni, biaya pelatihan Rp1 juta, insentif Rp600 ribu per bulan selama empat bulan, kemudian ada pula insentif survei Rp150 ribu untuk tiga kali survei. Pelaksanaannya pun masih dilakukan secara online.

Presiden Jokowi, ia melanjutkan, telah meminta agar program Kartu Prakerja segera diluncurkan pada awal tahun 2021 untuk mendorong konsumsi.

Pada 23 Februari 2021,  pemerintah sudah memulai Kartu Prakerja Gelombang 12 dengan alokasi anggaran Rp10 triliun untuk semester I 2021. Adapun skema yang digunakan masih semi bansos seperti 2020.

“Dan kuota per gelombang sebanyak 600 ribu, prioritasnya masih sama yakni pekerja terdampak PHK, pelaku UKM yang terdampak, pekerja sektor wisata yang terdampak, lalu calon pekerja migran Indonesia,” pungkas Rudy Salahudin.

Selengkapnya dapat disimak di sini.

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Icon telpTelepon Kami (Gratis)Icon livechatLive ChatIcon sendForm Pengaduan