Yuk, Belajar Kemampuan Mengelola Waktu bagi Tenaga Perkantoran

Kamis , 28 April 2022 16:00 WIB
Yuk, Belajar Kemampuan Mengelola Waktu bagi Tenaga Perkantoran

Sibuk tidak berarti produktif. Kesibukan hanya identik dengan produktivitas jika menghasilkan sesuatu yang berarti.

Pernyataan itu disampaikan Ike Widyawati Riyaningrum dalam Webinar Kelas Gratis Ramadhan Prakerja bertajuk ‘Kemampuan Mengelola Waktu bagi Tenaga Perkantoran’, kerja sama Prakerja, Pintaria, dan STUDiLMU, Rabu, 27 April 2022.


Pernah dengar yang namanya ‘Paradoks Produktivitas?’

Ike memaparkan, di zaman sekarang ini, menjadi lebih mudah dan sekaligus lebih sulit dari zaman-zaman sebelumnya untuk mencapai produktivitas yang maksimal.

Mengapa dibilang mudah, karena peran kemajuan di era digital berpeluang meningkatkan produktivitas kerja. Teknologi komunikasi, misalnya, berdampak signifikan mempercepat kerja kita.

“Dengan kemajuan komunikasi dan teknologi kita bisa mempermudah kerja, virtual meeting bisa dilakukan tanpa harus menghabiskan waktu menembus kemacetan di jalan,” ungkap fasilitator STUDiLMU lulusan Teknik Kima Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta ini.

Namun, Ike mengingatkan, kemajuan teknologi komunikasi yang serba mudah juga berpotensi menghambat kinerja dan menurunkan produktivitas karena semakin banyak menimbulkan gangguan di sekitar kita.

Eks presenter siaran otomotif di salah satu stasiun televisi ini memaparkan berbagai tantangan di dunia komunikasi digital saat ini.

Tantangan pertama, dunia memperlihatkan semakin banyak hal menarik, kita menjadi punya banyak keinginan.

Tantangan kedua, banyaknya tantangan membuat kita memiliki semakin banyak gangguan dan interupsi menggoda.

Tantangan ketiga, kita tidak memiliki energi yang cukup untuk melakukan semua yang kita inginkan.

Menurut Ike, banyaknya tantangan namun terbatasnya kemampuan menjalankan berbagai opsi aktivitas tidak kemudian membuat kita harus hidup di gua ala Flintstone.

“Di sinilah kita harus membagi aktivitas kita di tengah berbagai pilihan dalam skala prioritas. Mana yang penting dan genting, yang penting tapi tidak genting, yang tidak penting tapi genting serta yang tidak penting dan juga tidak genting,” urai certified Master Trainer for Wiley’s Everything DiSC, USA ini.

Pada kondisi seperti inilah kita harus menetapkan pilihan-pilihan itu sesuai standar kita.

“Nah, mungkin setelah kita pikirkan dan refleksikan baik-baik, bisa jadi ternyata kebutuhan standar kita bukan jalan-jalan, beli tas, rumah, atau mobil baru, tapi bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain,” tukasnya.

Setiap orang memiliki standar kesuksesan dan tujuan hidup yang berbeda-beda.

Ike memberikan contoh, jika seseorang memiliki tujuan hidup berupa kestabilan finansial, misalnya. Untuk mewujudkan kestabilan finansial itu kita memutuskan bekerja memberi les atau jadi guru pelajaran tambahan di luar jam kerja.

Lalu suatu saat, di jadwal mengajar les itu, ada teman-teman yang mengajak ke mall. Apa yang harus dilakukan?

“Ya, tanyakan kembali kepada diri sendiri, mana yang lebih penting? Mana yang semakin mendekatkan kita ke tujuan hidup kita, mana yang tidak?” tukasnya.

Kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan prioritas juga berlaku saat kita dihadapkan pada pilihan penggunaan Tunjangan Hari Raya. Untuk menabung untuk masa depan atau membuka usaha? Kembali lagi ke tujuan hidup kita, mana yang lebih mendekatkan pencapaian tujuan tersebut.

“Demikian juga pada penggunaan waktu kita. Adakah waktu yang sudah kita sisihkan untuk melakukan aktivitas yang penting dan dapat dijadwalkan? Meminjam pelajaran dari Buku 7 Habbits of Highly Effective Peoplenya Stephen Covey, penting untuk memilih dan memilah aktivitas yang penting dan tidak penting,” pungkasnya.

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Icon telpTelepon Kami (Gratis)Icon telpWhatsappIcon livechatLive ChatIcon sendForm Pengaduan