Pengusaha Nahdliyin Apresiasi Dukungan Kartu Prakerja pada Bisnis UMKM di Masa Pandemi

Artikel Acara


Pengusaha Nahdliyin Apresiasi Dukungan Kartu Prakerja pada Bisnis UMKM di Masa Pandemi

Acara Kartu Prakerja 24 Mei 2021 3 Menit Baca
Pengusaha Nahdliyin Apresiasi Dukungan Kartu Prakerja pada Bisnis UMKM di Masa Pandemi

Program Kartu Prakerja mendukung masyarakat Indonesia untuk bangkit dari krisis pandemi melalui pengembangan bisnis usaha mikro. Apresiasi terhadap Kartu Prakerja  berasal dari sektor usaha, dalam hal ini datang dari Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN).

Ketua HPN Dripa Sjabana memuji program ini karena bergerak dari data serta memiliki ekosistem kemitraan yang sangat lengkap. 

“Selanjutnya, literasi menjadi tantangan agar para pengusaha bisa mengenal dan mengoptimalkan program ini,” kata Dripa dalam live talk show bertema ‘Bangkit dari Krisis Pandemi dengan Bisnis UMKM’ di TV Nahdlatul Ulama, Selasa, 20 April 2021.

Untuk menuju level berikutnya, pria yang juga menjabat pengurus pusat Masyarakat Ekonomi Syariah itu berharap ada kolaborasi antara pengusaha dengan lebih dari 8 juta alumni Program Kartu Prakerja.

“Dalam situasi turbulensi ekonomi seperti saat ini, kita berharap para alumni Kartu Prakerja bisa bersama  pengusaha melewati badai ini,” ungkap Dripa.

Pada dialog ini, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menunjukkan data bahwa pelatihan yang paling banyak diminati di Program Kartu Prakerja adalah pelatihan penjualan dan pemasaran, khususnya strategi penjualan dan pemasaran digital.

Ia menegaskan, bidang penjualan pemasaran merupakan pelatihan yang paling laku di Kartu Prakerja menunjukkan dukungan program ini pada usaha mikro dan kecil, menengah yang muncul di masa krisis akibat pandemi Covid-19.

“Apapun yang terjadi dalam pandemi ini kita harus bertahan hidup, dan salah satu caranya adalah dengan berdagang secara online, dengan jangkauan lebih luas,” kata Denni.

Denni memaparkan, banyak kisah kolaborasi antara penerima Kartu Prakerja dalam berwirausaha melalui sektor UMKM. Misalnya, kerjasama antara pembuat kopi (barista) dan pemasarannya. 

“Survei Bank Dunia menunjukkan kontribusi Program Kartu Prakerja memberi bantuan tunai terbanyak pada penjualan UKM online, lebih besar daripada program lain,” kata Denni.

Selain itu, hasil Survei Evaluasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menyebutkan bahwa 17 persen penerima Kartu Prakerja berubah status dari tidak bekerja menjadi wirausaha.

“Kami mencatat 387.234 Alumni Program Kartu Prakerja menjadi pelaku wirausaha,” ungkap Denni.

Deputi Kepala Staf Kepresidenan bidang Ekonomi 2015-2019 ini memaparkan 93 persen Penerima Kartu Prakerja menyatakan pelatihan Prakerja mendorong kewirausahaan. 

“Selain itu, 70 persen Penerima Kartu Prakerja menggunakan insentif untuk modal usaha,” terangnya.

Dialog live yang dipandu Ahmad Rozali ini juga menghadirkan dua pembicara lain yakni Ketua PP Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama  KH Abdul Ghofar Rozin serta Wakil Direktur Bidang Penelitian dan Penjangkauan Lembaga Riset SMERU Athia Yumna.

“Kami sangat mengharapkan sosialisasi Program Kartu Prakerja terutama di kalangan pesantren, khususnya bagi para santri yang telah menyelesaikan pendidikannya,” kata Gus Rozin, sapaan akrab Abdul Ghofar Rozin.

Staf Khusus Presiden Jokowi 2018-2019 ini memaparkan, pesantren memiliki tiga fungsi utama. Selain sebagai lembaga dakwah dan pendidikan, pesantren juga diharapkan mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

“Setiap pesantren menjadi sentrum aktivitas sosial masyarakat lokal dan sekitarnya. Kerekatan lintas komunitas masyarakat bertumpu pada berjalannya fungsi sosial ekomoni pesantren,” jelas master bidang kepemimpinan, kebijakan dan perubahan dari Monash University, Australia, ini.

Selengkapnya bisa disimak di sini.

Banner image laporan 2023