Prakerja Kembali Raih Apresiasi Kala Hadiri Mongolia Social Protection Forum

Artikel Acara


Prakerja Kembali Raih Apresiasi Kala Hadiri Mongolia Social Protection Forum

Acara Kartu Prakerja 12 November 2024 4 Menit Baca
Prakerja Kembali Raih Apresiasi Kala Hadiri Mongolia Social Protection Forum

Mongolia, 29 Oktober 2024 –  Prakerja kembali mendapatkan apresiasi dari mitra internasional kala menghadiri Mongolia Social Protection Forum pada 29-30 Oktober 2024 di Ulaanbaatar, Mongolia.

Apresiasi pertama diberikan oleh ADB Project Coordinator for Second Shock-Responsive Social Protection, Boloorma Tsoodol, yang terkesan dengan kemitraan multipihak dalam ekosistem Prakerja. “Program ini melambangkan kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta,” ujar Boloorma usai menghadiri sesi Prakerja dengan tema “Promoting Economic Opportunities: Active Labor Market and Economic Inclusion Programs”.

“Kami sangat ingin mengetahui lebih banyak tentang pelaksanaan program ini,” sambung Boloorma, menandakan ketertarikannya untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Prakerja. 

Dalam Social Protection Forum yang diselenggarakan oleh Asian Development Bank (ADB), Prakerja diwakili oleh Head Evaluasi, Riset, Diseminasi, dan Advokasi, Romora Edward Sitorus dan Senior Staff Riset, Azzah Rana Fadhilah. Dalam kesempatan ini menjabarkan soal praktik baik Prakerja yang telah memberikan akses peningkatan keterampilan secara luas kepada masyarakat Indonesia.

“Prakerja memberi tenaga kerja Indonesia akses ke lifelong learning setelah pendidikan formal,” jelas Romora.

“Di Prakerja, orang bisa memilih pelatihan yang mereka butuhkan. Kami menyediakan program pelatihan yang relevan, termasuk dalam keterampilan digital, green skill, dan AI,” sambungnya, menyoroti fleksibilitas program dalam menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja masa kini.

 

Paparan mengenai Prakerja yang disampaikan oleh Head Evaluasi, Riset, Diseminasi, dan Advokasi, Romora Edward Sitorus.

 

Perwakilan pemerintah Pakistan, Direktur Benazir Income Support Program, Naveed Akbar, terkesan dengan desain program Prakerja. “Prakerja adalah kebanggaan Indonesia. Negara lain perlu belajar dari Prakerja bagaimana mendesain sebuah program pengembangan keterampilan dengan tepat,” ujarnya.

Tidak hanya memperluas kesempatan belajar dan keterampilan bagi angkatan kerja, Prakerja juga secara konsisten mengevaluasi dan memperbarui pelatihannya agar tetap relevan dalam menghadapi perubahan tren rekrutmen.

“Prakerja adalah program yang berbasis evidence, mempelajari kompetensi kebutuhan pasar kemudian menyiapkan masyarakat dengan kompetensi yang sesuai,” ujar Akhmadjon Nurullaev, Peneliti Institute of Social Protection Uzbekistan, mengapresiasi peran Prakerja dalam pasar tenaga kerja. 

Hal yang selaras disampaikan oleh Ruslan Mirzaliyev, Direktur DOST Center, Kementerian Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial Azerbaijan. “Dampak Prakerja pada masyarakat sangat positif, mengembangkan keterampilan angkatan kerja dan lifelong learning di Indonesia,” ujarnya.

Direktur ADB Karin Schelzig yang memoderasi sesi tersebut, turut mengapresiasi capaian Prakerja. Ia menyampaikan bahwa Prakerja adalah program berskala besar yang terus melakukan evaluasi implementasi, sehingga mampu menghadirkan dampak nyata di Indonesia.

“Ini adalah intervensi yang luar biasa. Saat pertama kali diluncurkan, program ini menggabungkan bantuan sosial dengan dukungan pasar tenaga kerja aktif. Luar biasa bahwa Prakerja mampu menjangkau hampir 19 juta orang Indonesia dalam waktu yang singkat. Platform digital end-to-end ini sangat fantastis,” ujar Schelzig.

Selain membagikan praktik baik program, keterlibatan Prakerja di Social Protection Forum juga membuka peluang diskusi langsung antara perwakilan Indonesia dengan delegasi dari Azerbaijan, Filipina, Mongolia, Pakistan, dan Uzbekistan. Forum ini turut dihadiri oleh Niken Ariati, Asisten Deputi Jaminan Sosial Kemenko PMK, dan Ahmad Karim, perwakilan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat (PKPM) Kementerian PPN/BAPPENAS. Pertukaran ide dan pembelajaran ini membahas tantangan serta solusi dalam membangun sistem perlindungan sosial yang adaptif dan inklusif.

Forum yang diadakan oleh Asian Development Bank (ADB) bersama Kementerian Keluarga, Tenaga Kerja, dan Perlindungan Sosial Mongolia ini mengumpulkan lebih dari 60 pemangku kepentingan dari 6 negara di Asia-Pasifik untuk berdiskusi tentang sistem perlindungan sosial yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan global seperti disrupsi teknologi, perubahan demografi, serta dampak perubahan iklim.

Banner image laporan 2023

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Halo, sobat Prakerja.

Pilih menu berikut

Icon telpTelepon Kami (Gratis)Icon telpWhatsappIcon livechatLive ChatIcon sendForm Pengaduan