Sofyan Djalil: Prakerja Menerapkan Model Kekinian untuk Jawab Permasalahan Angkatan Kerja Indonesia

Mantan menteri kabinet Indonesia di dua masa kepresidenan dan figur nasional, Sofyan Djalil memberikan pandangan yang mendalam mengenai Program Kartu Prakerja, menyoroti bagaimana pelaksanaan program ini telah menemukan model yang tepat untuk merespons persoalan ketenagakerjaan yang dinamis. Hal ini disampaikan Sofyan saat Diskusi Publik #JadiBisa yang diselenggarakan dalam rangka Rilis Laporan Pelaksanaan Program Kartu Prakerja 2023 beberapa waktu lalu.  “Yang diperkenalkan oleh Prakerja ini, menurut saya telah menemukan sebuah model, merespon persoalan kekinian. Persoalannya adalah bahwa lapangan kerja itu berubahnya cepat sekali, skill dibutuhkan cepat sekali, apa yang kita pelajari hari ini menjadi tidak relevan besok,” ujarnya. 

Menurut Sofyan, Prakerja memiliki pendekatan yang tepat dalam menjawab kebutuhan pasar. “Pendekatan yang dilakukan oleh Prakerja ini, betul-betul merespon terhadap apa yang diperlukan oleh pasar,” tambahnya. Hal ini selaras dengan  Prakerja memiliki kelembagaan yang agile, yang awalnya dibentuk untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan selama pandemi, namun tetap relevan hingga saat ini untuk mengatasi ketidaksesuaian kompetensi tenaga kerja dengan pasar kerja.

Dalam diskusi ini juga Sofyan menyoroti kerja sama Prakerja dengan penyedia jasa swasta sebagai salah satu keunggulan utama program ini. “Pendekatan Prakerja dengan menggunakan provider swasta, itu adalah yang terdepan, untuk mem-provide service-service yang relevan,” ujarnya. Menurutnya, kerja sama dengan sektor swasta memungkinkan Prakerja untuk lebih responsif terhadap kebutuhan pasar kerja yang selalu berubah. Manajemen Pelaksana membangun ekosistem terdiri dari multi-pihak untuk bisa bergerak cepat dan menjangkau dengan skala melalui kolaborasi. Tercatat empat portal kerja, enam mitra pembayaran, dan lebih dari 200 lembaga pelatihan bergabung. Manajemen Pelaksana juga bermitra dengan 18 perguruan tinggi, 11 asosiasi dunia usaha dan industri, serta empat NGO untuk menilai dan memantau pelatihan berkualitas bagi peserta. 

Menutup pembahasannya, Sofyan menekankan pentingnya keberlanjutan program Prakerja. “Kalau Prakerja tidak dilanjutkan, ini akan jadi kehilangan besar bagi bangsa, dan kerugian bagi kita bersama,” tegasnya. Penegasan Sofyan ini  memperkuat bahwa kelanjutan praktik baik Program Kartu Prakerja yang sudah tepat, relevan, efektif, dan efisien serta terbukti positif ini tidak bisa dielakkan lagi. Peluang untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat tidak bisa diabaikan. Melanjutkan Program Kartu Prakerja adalah langkah strategis yang harus diambil untuk kemajuan Bangsa dan daya saing bangsa di masa depan dalam jalur yang tepat menuju Indonesia Emas. 

Diskusi Publik dalam rangka Rilis Laporan Pelaksanaan Program Kartu Prakerja Tahun 2023 ini dihadiri oleh Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Jenderal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Sekretaris Komite Cipta Kerja, Sofyan Djalil yang pernah menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN (2016-2022), Menteri PPN/Kepala Bappenas (2015-2016), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2014-2015), Menteri BUMN (2007-2009), dan Menteri Komunikasi dan Informatika (2004-2007), Bambang Brodjonegoro yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan (2014-2016), Menteri PPN/Kepala Bappenas (2016-2019), dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN (2019-2021), serta Denni Puspa Purbasari selaku Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.